Pages

Tuesday, November 16, 2010

   BERITA EMITEN   

RIGHT ISSUE BBNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mulai Senin 15 November hingga hingga pekan depan, 22 November disebutkan melakukan proses pendaftaran pemesanan (book building) terkait penerbitan saham baru atau right issue  perseroan menargetkan dana lebih dari Rp6 triliun

BNI telah menunjuk PT Bahana Securities sebagai pembeli siaga (stand by buyer). 
Perseroan juga mengumumkan kisaran harga saham yang akan diterbitkan itu sebesar Rp2.300-Rp3.700 per lembar saham. Perseroan rencananya akan menerbitkan 3,37 miliar lembar saham baru.
RIGHT ISSUE BNGA 

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melakukan penawaran umum terbatas (PUT) V dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias right issue senilai Rp1,5 triliun. perseroan akan menerbitkan 1,4 miliar lembar saham kelas B baru setara dengan 5,58 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan dengan nilai nominal Rp50 dengan harga senilai Rp1.065 per saham.

Setiap pemegang 17 saham lama perseroan bakal memperoleh satu HMETD. Satu HMETD ini akan dapat dipergunakan untuk membeli satu saham baru yang ditawarkan perseroan tersebut.Pemegang saham yang tidak mengambil haknya ini bakal mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) sampai dengan 5,56 persen.

Sertifikat HMETD tersebut dapat diperdagangankan mulai 30 Desember 2010 sampai 7 Januari 2011. Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah pada 7 Januari, dan pencatatan saham baru hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember mendatang. 
Sebelumnya, perseroan bakal melakukan RUPSLB pada 15 Desember 2010.Seluruh dana hasil dari right issue ini akan dipergunakan seluruhnya untuk ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha dan memperkuat struktur pendanaan jangka panjang perseroan

Produksi TBS AALI Jan-October 2010 turun 2.9%

Produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit PT Astra Agro Lestari (AALI) selama periode Januari hingga Oktober 2010 turun sebesar 2,9% yaitu dari 3,57 juta ton pada periode yang sama tahun lalu menjadi 3,46 juta ton di tahun ini. Meskipun demikian, roduksi CPO AALI sepanjang 10 bulan pertama ini masih bisa naik tipis 0,1% menjadi 897.711 ton jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 896.912 ton.

Produksi CPO AALI di bulan Oktober 2010 mencatatkan angka tertinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, yakni mencapai 120.501 ton. Pada bulan September lalu, produksi CPO AALI hanya sekitar 102.400 ton. Komposisi produksi TBS AALI yang diproses hingga Oktober 2010 adalah: dari daerah Sulawesi sekitar 19,3%, Kalimantan 37,8%, dan Sumatra 42,9%.

Penjualan bersih anak usaha Astra Internasional (ASII) ini meningkat 4,7% sepanjang sembilan bulan pertama 2010 menjadi Rp 5,721 triliun, dari Rp 5,463 triliun setahun sebelumnya. Sayang ini tidak dibarengi peningkatan dari laba bersih. Laba bersih AALI malah merosot 1,6% menjadi Rp 1,228 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, AALI berhasil membukukan laba bersih Rp 1,248 triliun.


IPO KRAS Naikkan Nilai Perusahaan

Ketua Tim Evaluasi Independen Pelaksanaan Privatisasi PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Mas Achmad Daniri, mengatakan listing perdana (IPO) membuahkan hasil maksimal bagi perseroan tercermin dari meningkatnya kapitalisasi pasar perusahaan. 
"Kapitalisasi pasar KRAS langsung meningkat, dan positif meningkatkan nilai perusahaan," kata Daniri kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Menurut Daniri, peningkatan kapitalisasi pasar KARS karena lonjakan harga yang didorong antara lain bagusnya faktor fundamental perseroan dan membaiknya sentimen-sentimen pasar yang positif.

Serikat Karyawan PT Krakatau Steel (SKKS) mendukung proses penjualan perdana saham (initial public offering/IPO) PT KS pada 10 November 2010.
 
"Kami sepakat dan mendukung pemerintah dalam memasyarakatkan baja sebagai mother of industry, seperti juga keinginan kami untuk memasyaratkan slogan steel as national power," kata Ketua Umum SKKS Arief Purnomo, didamping sejumlah pengurus SKKS di Cilegon, Minggu malam. 

Gugatan 13 Pengamat Ekonomi dan Pasar Modal
 
Sebanyak 13 pengamat ekonomi dan pasar modal mengajukan gugatan warga negara (citizen law suit) kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait penawaran umum saham perdana (IPO) PT Krakatau Steel (KS).
 
Terlepas dari setuju atau tidak setuju BUMN atau KRAS melakukan Go Publik, kita telah melihat bagaimana BUMN pada jaman Orde Baru telah menjadi sapi perah sehingga terus mengalami kerugian, seperti yang kita lihat pada TELKOM pada jaman dulu masyarakat sangat sulit untuk mendapatkan sambungan, kemudian setelah Go Public mengalami kemajuan yang cukup significant dan sangat membantu dalam percepatan sambungan yang mendukung perekonomian. Hal ini juga membantu Negara dalam menaikkan setoran untuk APBN tidak hanya melulu dari Pajak yang terus menerus dibebankan kepada rakyat.
Kita juga melihat bagaimana Petronas Malaysia maju dengan pesat tetapi sebaliknya Pertamina sebagai perusahaan kebanggan Negara dan Rakyat Indonesia ternyata jalan ditempat. 

Apakah ada upaya BUMN untuk tetap menjadi sapi perah partai-partai yang sekarang ini terlihat sangat tidak memihak kepada kepentingan Rakyat dan Negara?

Apakah mereka yang mengaku sebagai pengamat ekonomi dan pasar modal adalah benar-benar mereka mewakili masyrakat dan pelaku pasar modal? 

Berpikir positive untuk kepentingan bangsa dan negara serta demi kemajuan pasar modal tentu adalah hal terbaik dibanding dengan tujuan pribadi atau kelompok. Semoga semua sadar dan melakukan terbaik untuk Negara dan Rakyat Indonesia. Semoga !!!

No comments:

Post a Comment