Pages

Wednesday, November 10, 2010

BNLI

cumdate RIGHT 10 Nop 2010, Rught  (holding share) 6 : 1 (right)

PT Astra International Tbk (ASII) siap menyuntikkan dana Rp 1 T untuk modal anak usahanya  PT Bank Permata Tbk (BNLI). Perseroan akan mengeksekusi penerbitan saham baru (right issue)
Astra selaku pemegang 44,51% saham Bank Permata akan menggunakan hek memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk mempertahankan kepemilikannya. Selain itu, perseroan bersama Standard Chartered Bank bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer). 

Saat ini, kepemilikan saham Standard Chartered di Bank Permata sama besar dengan Astra International yakni 44,51%. Sisanya 10,98% saham dimiliki oleh publik. Bank Permata akan menerbitkan sebanyak 1,29 Miliar saham seri B pada harga Rp 1.549 per saham. Perseroan berpotensi meraup total dana Rp 1,99 Triliun. (investor/wf) 

Rencana right issue bank permata ini dilakukan dengan rasio 6:1, artinya setiap pemegang 6 lembar saham lama dapat mengeksekusi 1 lembar saham baru. Apabila pemegang saham tidak mengeksekusi haknya, maka akan terdilusi hingga 14,29%. Namun kami melihat aksi right issue perseroan tersebut sebagai suatu langkah untuk mempertahankan rasio kecukupan modal (CAR) perusahaan serta untuk meningkatkan kredit perseroan. Namun dengan kecilnya proporsi publik yaitu hanya sebesar 10%, maka jangan terlalu berharap akan likuiditas harga saham perusahaan. Hingga saat ini belum ada analis yang meng-cover perusahaan ini. 

NEWS
Sektor finansial dan material seret penurunan bursa AS
NEW YORK. Saham-saham di bursa AS melorot. Pemicunya, saham milik perusahaan keuangan dan bahan baku anjlok tajam. Penurunannya bahkan mencapai level terendah dalam tiga minggu. Penurunan tersebut tak bisa diimbangi oleh kenaikan saham-saham energi.

Penurunan dialami oleh Bank of America Corp, Wells Fargo & Co, dan Morgan Stanley yang masing-masing anjlok setidaknya 2,6%. Penurunan juga dialami Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc yang turun 2,5%. Penurunan paling besar dialami oleh Dean Foods Co yang anjlok 18%. Sementara, Atlas Energy Inc melejit 34%.

Alhasil, pada pukul 16.00 waktu New York, Standard & Poor's 500 Index turun 0,8% menjadi 1.213,40. Ini merupakan penurunan paling besar sejak 19 oktober lalu. Sedangkan indeks Dow Jones turun 0,5% menjadi 11.346,75. Pada minggu lalu, bursa AS mengalami reli setelah the Fed mengumumkan akan melakukan pembelian surat utang senilai US$ 600 miliar untuk mendongkrak perekonomian. Langkah ini dikenal sebagai quantitative easing.

"Saat ini kita bergerak mundur atas berita quantitative easing. Itu artinya, kemungkinan tidak akan dibutuhkan QE tambahan yang nantinya akan mendorong penguatan dollar dan negatif untuk pasar saham," jelas Jason Brady, managing director Thornburg Investment Management di Santa Fe, New Mexico. Dia menambahkan, kelompok industri material dan finansial tidak memiliki performa baik dan akan mengalami penurunan lebih besar lagi.(Source : Kontan online)

No comments:

Post a Comment